Pengalaman saya minuman dan makanan ini mengakibatkan istri saya mengalami faringities akut.
Namun sebelumnya di awal februari memang saya beli susu soda dari segarsari namun kandungan yg terdapat didalamnya saya kurang paham, padahal kadaluarsanya masih jauh yaitu tahun 2018.
Singkat cerita istri saya meminum susu soda segarsari dengan air biasa gelas kopi dan langsung dihabiskan dalam keadaan kental, karena dirasakan kurang ampuh lalu almarhumah 3 jam berikutnya meminum adem sari sachet yg dilarutkan dalam posisi kental. Namun tidak memberi efect ke lidahnya yg panas dalam, malah berakibat sedikit serak suaranya.
Setelah itu tetangga ada yg menawarkan makanan nasi bakar dengan bumbu gurih yg menyengat, awalnya siang almarhumah makan hny terasa sakit sedikit namun beliau tidak hiraukan. Lalu sy pulang kerja almarhumah menawarkan kepada saya utk makan bareng nasi bakar berbumbu tersebut.
Namun apa yg terjadi setelah itu istri saya merasa menelan adalah hal yg menyakitkan, suaranya juga hilang. akibat komulasi minuman dan makanan tersebut. istri sy coba tanggulangi secara tradisional, tidak ber efect. lalu kami berobat ke klinik terdekat di wanaherang, namun 2 hari berikutnya tidak ada perkembangan.
Lalu saya minta rujukan ke rumah sakit daerah cileungsi namun saya salah memilih rumah sakit, istri sy terlantar di rawat ina rumah sakit, selama sakit penanganan medisnya dinilai lambat dan alat medis yg kurang. Sempat karena saya telah lama ijin, maka saya coba masuk kerja.
Namun diluar dugaan saya istri saya dapat dipulangkan oleh temen saya dengan alasan klo bisa cari pengobatan alternatif utk kesembuhannya. lalu saya dibantu para tetangga yg peduli dengan kami berusaha mencari alternatif utk mencari rumah sakit lain dengan dasar rujukan dari mulai sabtu keluar rumah sakit cari rumah sakit dengan rujukan didaerah bogor banyak ditolak.
Karena tidak dapat perawatan medis malam senin akhirnya saya putuskan untuk masuk rumah sakit itu lagi, namun 1 (satu) minggu berjalan tetap tidak ada tindakan medis yg berarti. Saya sama sekali tidak dapat berkonsultasi dengan dokter yg menangani istri saya.
Kemudian setelah di IGD dilakukan cek darah ternyata ada indikasi lain, di rujuk ke rumah sakit daerah cibinong dan lainnya, karena di tolak maka kita kembali lagi ke rumah sakit awal di daerah cileungsi hijau. Namun disitu juga penanganannya lambat, akhirnya entah kenapa dan gimana kakak saya dan kakak ipar menyarankan utk pulang tanpa perawatan medis lagi. itu pada hari jumat sore.
Setelah dirumah dilakukan perawatan seadanya dan mendapat infusan dari teanaga kesehatan terdekat (bidan), Esok harinya Sabtu 18 Maret 2017 pagi posisi setelah subuh mungkin karena dosis dan kandungan infus RS dan bidan berbeda maka sampai siang istri sy posisinya makin melemah secara fisik. Sy cari orang agar segera dapat penanganan . Namun sampai pukul 10.00WIB tidak ada, lalu sy hubungi kakak sy dan mereka segera meluncur.
Namun istri sy smakin lemah pada hari sabtu, mencari ambulance ternyata tak ada yg bs dihubungi Akhirnya dgn mobil pribadi kakak langsung dilarikan ke RS POLRI masuk penanganan UGD. Setelah mendapat penanganan pertama, Istri sy mulai stabil. Harapan bs masuk ruang inap utk menyetabilkan kondisi badan, Entah mengapa? pihak medis merubah tindakan dari UGD lalu masuk ruangan Intensive Control Unit (ICU) sedih tapi indikasi membaiknya terlihat,Namun hal ini tak berlangsung lama karena hari Senin yg seharusnya ada dokter ternyata dokternya tak datang (tidak dapat penanganan dokter) sangat disayangkan pelayanan BPJS berbeda dgn JAMSOSTEK dahulu. Akibatnya umur beliau hanya bertahan 3 hari, lalu dia dipanggil Illahi. tepat tgl 21 Maret 2017 pagi, sy mendapatkan kabar dari bagian informasi bahwa beliau sdh tiada dari pukul 06.00WIB pagi.
Innailillahi wa innalillahi rojiun.
SEMOGA BERMANFAAT DAN PELAJARAN UTK BERHATI-HATI DLM JAJAN
